***
Akhirnya saya terlepas dari tahun sebagai junior. Selama satu tahun saya menjadi siswa yang tidak terlalu aktif di kelas, namun saya imbangi di ekskul, walaupun harus banyak-banyak makan hati. Tahun pertama sebagai senior di SMA dan di Temuga, saya berusaha untuk tidak menjadi senior yang dibenci. Sebisa mungkin saya membangun hubungan kakak-adik yang baik. Kami mencoba mendidik mereka menjadi pribadi yang baik, yang tidak menyalurkan dendam mereka kepada adik kelas mereka nantinya. Saya dan yang lainnya juga berusaha untuk membangun komunikasi dengan Bunda, bertukar cerita dan meminta pendapat atas masalah yang kami hadapi. Banyak yang saya pelajari dari Bunda. Mulai dari menjadi murid yang baik, menjadi kakak kelas yang patut dijadikan contoh, bahkan menjadi seorang remaja yang tidak gegabah dalam memilih berbagai pilihan untuk dijalani. Kami juga semakin sering bertukar pikiran tentang apa saja.
Lain di ekskul, lain pula di kelas. Tahun kedua waktu itu saya merasa seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Saya bingung saat di tempatkan di kelas XI IPA 3, entah apa yang saya bingungkan waktu itu. Kebingungan saya sejenak menguap saat tahu saya kembali satu kelas dengan Hilda, dan juga saya sangat bersyukur satu kelas dengan 3 orang dari Temuga yang lainnya.