Pages

Sunday, July 17, 2011

Skenario Tanpa Gambaran

Tuhan pemegang skenario, aku pemeran utama atas kisah menyedihkan ini. Atau mungkin, aku hanya figuran. Ah, siapa juga yang peduli? Aku tidak mengerti alur konyol ini. Aku tidak punya naskahnya. Aku dibiarkan menebak-nebak apa yang akan terjadi dan apa yang harus kulakukan. Semuanya diam. Mereka bahkan tidak melihatku. Aku juga berharap aku tidak pernah mengharapkannya. Aku cuma manusia. Aku lemah. Yang kulakukan tidak pernah benar. Aku bukan orang yang bisa disayangi. Aku selalu salah. Tapi, aku tidak bisa mengubah skenario itu. Aku hanya bisa bermain dengan mengandalkan pikiranku sendiri. Tidak satupun dari mereka yang mau membantu. Aku tidak mau berpura-pura tegar. Aku mau tegar. Benar-benar tegar. Setidaknya aku tidak akan menangis.
Aku tidak tau tujuanku bermain di sini. Aku hanya mengikuti alurnya saja. Jika aku harus jatuh, aku jatuh. Jika harus naik, aku akan naik dan jatuh di waktu yang bersamaan. Aku mencoba untuk mengerti. Tapi, kenapa tidak ada yang mencoba mengerti keadaanku?
Kalian orang-orang pintar dan mahir dalam bermain dalam kehidupan kalian sendiri apa pernah mengerti?
Aku tidak mencoba untuk mengeluh dan mendapatkan perhatian. Aku hanya ingin kesadaran kalian. Aku juga manusia, sama seperti kalian. Aku juga punya batas, sama seperti kalian. Aku juga ingin dipahami, sama seperti kalian.
Aku bukan orang yang tegar yang bisa mengahadapi ini setiap hari. Apa kalian pernah memikirkan tekanan batin yang kurasakan? Tentu tidak. Tidak ada yang mau repot-repot memikirkan itu.

No comments:

Post a Comment