Pages

Wednesday, February 29, 2012

Tangan putih kurus itu menutup mata sekaligus membuka pikiran yang sudah lama tertutup debu. Menyuruh hati untuk tidak tertidur dalam imajinasi. Tapi, kornea ini tetap fokus pada sosok yang mulai melangkah menjauh itu. Seolah ada suara yang meneriakkan agar tak ada langkah yang mengikutinya, agar tidak menyuruhnya untuk tetap tinggal, agar berlari ke arah sebaliknya.
Mencoba menahan diri untuk tetap diam, menahan diri untuk tidak berlari mengejar bayangan abu-abu itu.
Kalau memang berniat pergi, kenapa harus ditahan? Berusaha mengerti jalan pikirannya, mencoba memahami hatinya. Inilah dia. Yang datang dan pergi seenaknya.
Merasakan bahwa akhirnya semakin jelas terlihat. Memperhatikan raut yang sesekali dihiasi gelak tawa seolah-olah sebentar lagi hanya akan menatap angin. Pengen rasanya minta supaya tetep disini. Tapi, takut. Sedikit menyesali keadaan yang seperti ini. Merasa diolok-olok.

All I wanna do is love you, but I'm the only one to blame ♫

No comments:

Post a Comment