Pages

Saturday, December 8, 2012

Aku terlalu pusing memikirkan judulnya

Kepada, yang hatinya tak lagi mampu kurengkuh.

Apa kabar? Ini adalah surat yang entah keberapa yang kuperuntukkan kepadamu. Maaf, kalau dengan semua surat, kata demi kata yang kuutarakan membuatmu memandangku dengan pandangan ingin menendangku keluar dari muka bumi, mungkin kau muak. Tapi, tak apa, kau tidak sendirian dalam hal itu, aku juga muak pada diriku sendiri.

Sudah satu bulan berlalu, tapi aku masih sama dan baru kusadari sekarang, kalau kau memang telah lama diam-diam mengambil kembali hatimu, menata ulangnya kembali sebelum keputusan itu terlontarkan. Jangan tanya maksudku apa, aku sendiri tidak mengerti. Ah, iya, aku masih terus mencoba, bahkan sampai sekarang. Nihil. Semakin mencoba, semakin sulit. Paru-paruku nyeri, terlalu sakit kalau kupaksa menarik napas panjang.

Setelah semua ini, aku selalu mencuri setiap celah yang mampu kutemukan, aku berpura-pura kalau suatu saat nanti celah-celah itu akan membentuk sebuah titik terang, oh, bukan hanya setitik, tapi, banyak titik, sampai akhirnya menjadi satu potongan utuh. Memulai semuanya dari awal. Tidak akan menjadi masalah kan, kalau sekedar berpura-pura?

Menyenangkan sekali kembali meringkuk di sudut kamar, memandang tembok, melayangkan pikiranku pada khayalan yang dulu ada, menyaksikan reka ulang di dalam bioskopku sendiri. Aku menikmati dunia yang dulu pernah kubagi bersamamu. Tak apalah kali ini aku menikmatinya sendiri, tapi kau akan melewatkan bagian paling menarik! Coba tebak. Tawa renyah yang menggema, menertawakan semua khayalan yang terangkai. Aku selalu suka bagian itu.

Aku mau berbagi sedikit rahasia, aku sedikit takut menggunakan kata "kita" lagi. Padahal, "kita"-nya tak lagi sama, seharusnya lebih ringan. Tapi, aku belum cukup bernyali. Kalaupun aku menggunakannya, kau tidak tau seberapa pertimbangan yang aku lakukan. Ku harap, kau tidak keberatan dengan itu. Hah, tentu saja tidak, bagaimana mungkin kau keberatan dengan hal yang bahkan tidak kau ketahui, benarkan?

Yasudahlah, kurasa sudah cukup aku merecokimu hari ini. Semoga harimu menyenangkan!

Salam,
Aku menunggu hujan, tapi tak kunjung datang juga, mungkin karena ini untuk Matahari.

No comments:

Post a Comment