Pages

Sunday, December 2, 2012

Antara Pendidikan dan Manusia Di Sana.

Aku kembali memikirkan keputusanku untuk keluar dari sangkar. Menuntut ilmu ke Jawa yang populasinya nyaris meledak (atau sudah meledak?). Terbesit ragu yang sangat mengganggu. Sebenarnya, apa tujuanku ke sana? Aku bukan tipikal perempuan mandiri. Aku cengeng. Apa jadinya kalau sendirian di sana? Aku mengangguk yakin waktu itu, ya karena ada yang kukejar. Aku tidak pernah memikirkan yang seperti ini. Pernah sih, tapi tidak sampai terlalu jauh. Belakangan ini, kalau orang bertanya mau dilanjutkan kemana pendidikanku, tanpa pikir panjang aku langsung menyebutkan tempat yang juga menjadi tujuanmu. Bahkan, kau sudah di sana. Entahlah, aku hanya ragu.

Ah, lagipula, kalaupun kesana, aku ingin menuntut ilmu, bukan yang lain. Walaupun bukan itu tujuan pertamanya. Mengejar, kalau kata Mama. Ya, memang. Lah, sekarang? Ragunya luar biasa. Apalagi kemampuan belajar yang tidak memungkinkan. Jangankan untuk kesana, memikirkan bagaimana bisa tuntas untuk semua mata pelajaran yang diujiankan besok saja sudah tidak tau bagaimana nasibnya. Selalu berusaha untuk fokus, tapi hasilnya nihil. Cabang pikirannya sudah terlalu banyak. Padahal, pengen buat Mama sama Papa bangga waktu pembagian rapor. Tapi, ya itu. Entah emang banyak godaannya atau dasar akunya yang gapunya kekuatan buat positif jadi kebanggaan.

Kalaupun aku menyusulmu, aku terlalu takut melihatmu lagi. Tidak mungkin kau belum menemukan yang lain. Pasti sudah. Nah, kalau lagi aku melihatmu bersama yang lain, aku harus apa? Terlalu menyesakkan untuk sekarang ini.

Yasudahlah, kudoakan saja semua yang terbaik untukmu.

No comments:

Post a Comment