Pages

Monday, February 11, 2013

Hari Anggi

“Friendship is born at that moment when one person says to another: "What! You too? I thought I was the only one.” 
 C.S Lewis

Perkenalkan, nama perempuan macho ini Anggi Fitriani Batubara, dulu pas kenalan, panggilannya Anggi, terus berubah jadi Gonggi, kadang Anggek, terus pas SMA jadi Bebe, kadang juga dipersingkat jadi Bek, sekali-sekali Bey, tapi di antara semua nama panggilan tersebut, lebih enak manggil dia "Lek". Kenapa aku menyebutnya perempuan macho? Karena cerita punya cerita, dia terlahir sebagai seorang perempuan, yang kemudian seiring dengan berjalannya waktu, aku rasa jiwa perempuannya mulai memberontak dan berevolusi menjadi sedikit lebih macho. Jadilah, Bebe sang perempuan macho. Dari marganya aja kita udah tau, kalau dia jelas bukan orang Jawa yang kemayu. Terkadang wedok satu ini berbicara dengan level volume setara band aliran hardcore, karena emang selera musiknya begitu, kadang aku malah ngira dia lagi denger orang masuk angin (maaf ya, para pecinta musik). Mohon dicatat, cara bicara makhluk satu ini cukup menular ya buat aku. Aku bisa jadi sangat "Medan", if you know what I mean. Satu lagi, dia juaranya ketawa. Dahsyat, bo'.

Awal kenalan dulu gimana ya? Ah, gini, waktu itu kalo gak salah kelas 1 SMP, kebetulan kami nggak sekelas, aku 7-2, dia 7-6, kelasnya di gedung depan. Dia itu temen sekelasnya Ririn sama Asha, jadi pas aku di kantin, dia sama Ririn lagi di situ juga, aku lupa gimana kalimat awalnya, pokoknya temenku ada bilang, "Eh, Rin, kembarannya ya?", nunjuk ke Bebe. Ntah bagaimana ceritanya, tapi angin membawa kami ke tukaran-nomor-hp-momen. Aku yang pertama sms dia kalo nggak salah isinya, "Gonggi, ini Tias. Inget kan?". Dulu itu lagi heboh-hebohnya send all sms gak penting. Jadilah kami menjadi gak penting sama-sama. Makin lama, kami makin akrab, tapi (alhamdulillah) tidak pula menjadikan kami pasangan sesama jenis.

Dari pertama kali kenal sampe sekarang, kami nggak pernah sekalipun satu kelas, waktu kelas 8, aku di 8-1, dia di 8-2, kelas 9, aku di 9-1, dia 9-3, terus sekarang aku di SMAN 3, dia HARSA. Ekskul pas SMP juga gak sama, aku Pramuka, dia Musik. Tapi, ya gitu insyaAllah tetep keep in touch satu sama lain, walau pun sekali ngobrol kayak ibu-ibu nawar kain di Petisah. Recok. Di mulai dari kelas 9 kami sering pulang naik becak bareng, awalnya sih gara-gara pengen cerita sambil jalan pulang, pertama ke rumah Bebe dulu baru ke rumahku biar ceritanya lama. Padahal kalo dipikir-pikir, rumahku kemana rumah dia kemana. Acara ngegossip di becak pun jadi ritual sepulang sekolah. Apa aja diceritain, biasalah, anak SMP, lagi labil-labilnya. Tukang becak pun jadi pendengar setia cerita kami.

Biasanya, sebelum pulang, kami suka makan di SD Pertiwi, kadang bakso, mi ayam bakso, atau nggak mi Bu Ila. Kalo dia makan bakso atau mi ayam, jangan tanya cabe ijonya berapa sendok. Itu kuah dari bening sampe ijo pekat. Minumnya sih biasa Pop*** rasa sirsak (sensor sikit gakpapa deh ya *gaya*). Belakangan dia juga heboh tereak-tereak kangen bakso kojek jajanan SD-_-

Yang buat enak ngomong sama Bebe itu, kalo kita lagi cerita yang awalnya adalah cerita mengharu biru menyayat hati, tiba-tiba dia memotong dan merubah cerita tersebut jadi cerita yang bikin sakit perut gara-gara ketawa alih-alih nangis bombay. Dia juga kalo nyeritain cerita aliran action (re: berantem), nggak ada serem-seremnya. Selain itu, kalo diajak curhat, jamin, nasihatnya gadak duanya. Ampuh menyadarkan dan naik darah perkara dimaki habis-habisan sekaligus diledekin setengah idup. Sampe sekarang, bakat ngemaki sama ngelecenya itu nggak ilang. Doi ngomong gak pernah muluk-muluk, ya kalo mau ngatain orang dablek, yaudin, di-dablek-in itu manusia.

Pokoknya jarang deh ada perempuan macho yang kayak wayer kesiram air/korslet, kayak Bebe.

Catatan untuk yang belum menjadi wanita seutuhnya:
Hai, adinda kunyukku Anggi, lama tak bersua. Tak taukah dirimu aku merindukanmu? (Ngejijiin ya? Etapi, kok gak menyentuh kayak biasanya ya?)

Selamat berkurang kontrak hidup yang ke 16 kalinya ya, Be. Jauh jarak sekolah bukan berarti kita jauh ya. Kita masih bisa kok cerita-cerita kayak masa-masa SMP dulu. Tapi, perlu juga kayaknya kita pulang berdua lagi. Aku lupa rasanya kita berbagi cerita keluh kesah gundah gulana haru biru menyayat hati dari pertama naik becak sampe akhirnya terpaksa berhenti di depan gerbang rumahmu, dan kemudian kita melambaikan tangan tak rela harus berpisah kala itu (asli, lebay).

Kurang unyu apa aku mengenang masa-masa romantis kita dulu? (hakcuih!) Jadi, have a great 16th, honey, bunny, sweetie, unyukunyuk kupret!! Semoga semua mimpi dan cita-citamu tercapai dengan cara yang halal, amanah dan juga barokah. Semoga makin macho dan menjadi wanita seutuhnya (nahloh). Kita perempuan super!
Anggi 2010
Anggi (kiri) 2011

Biarpun kejutannya failed, yang penting sensasinya! #ogahrugi. :*
“Friendship is the hardest thing in the world to explain. It's not something you learn in school. But if you haven't learned the meaning of friendship, you really haven't learned anything.” 
 Muhammad Ali
Medan, harinya Bebek
11 Februari 2013

Lots of love,
Tias

No comments:

Post a Comment