Pages

Thursday, October 27, 2011

Menurutmu kenapa sekarang aku sering mendengarkan lagu itu?
Menurutmu kenapa aku mau tau kabar tentangmu?
Menurutmu kenapa aku selalu mengedarkan pandanganku hanya untuk mencari sosok yang kini menjauh?
Coba kau jelaskan. Di depan mukaku, jelaskan secara langsung, tanpa perantara siapa pun.
Aku hanya ingin mendengarnya darimu, bukan dari orang lain.
Mereka bisa saja mengarang cerita yakan? Hahahaha
Kau tidak perlu menatapku dengan pandangan seolah-olah kaulah orang yang paling menderita.
Kalau kau memang beranggapan begitu, selamat. Perkiraanmu salah.
Kau yang jelas-jelas milik orang lain tidak seharusnya menderita hanya karena berita yang kau dengar.
Kalaulah berita itu benar, kau bisa bilang kalau kau juga sempat menderita.
Nyatanya, kau hanya termakan omong kosong.

Tuesday, October 11, 2011

Kekonyolan itu kembali terulang. Bodoh. Tersungkur menghadap aspal kehidupan. Miris.
Semua terjadi sangat cepat. Sama seperti dulu. Tidak pernah ada akhir bahagia. Tidak ada perubahan skenario.
Haaah! Indahnya hidup
Terlalu indah malah, aku nyaris mati dikelabuinya
Teka-teki yang jawabannya serumit lukisan abstrak yang paling abstrak.
Harapan itu konyol. Bertindak seolah dia menarikmu bangkit, nyatanya kau malah tersungkur. Dan lihat dia, tertawa seperti iblis. Mau lari? Lari saja, tapi lihat, dia tetap akan menangkapmu. Atau kau mau sembunyi? Jangan bodoh, kau sudah bersembunyi di belakangnya.
Aku tau tidak seharusnya aku membiarkan otakku memainkan imajinasinya lagi.
Sebuah percakapan sekalipun.
Lihat aku. Aku merangkak terseok mencoba meraihmu. Dan lihat dirimu. Tersenyum tanpa sesal.
Aku terlalu mudah untuk kau tipu

Saturday, October 1, 2011

Sesaat aku menyadarinya sebagai anugrah yang memang ditujukan untukku, sampai pada akhirnya, kenyataan menamparku untuk tetap sadar kalau ini adalah permainan hidup.
Sakit memang, dibawa melayang oleh sepercik harapan kemudian ditarik dengan keras sampai tersungkur oleh kenyataan.
Kembali pada kehidupan. Gelap. Suram. Buram. Curam.
Aku meraih uluran tangan yang akan menjatuhkanku kedepannya.
Tidak bermaksud berprasangka buruk, tapi ada sedikit fakta yang mengintip dibalik skenario yang terjadi.
Jangan tanya tentang perasaan. Aku gak tau.
Jujur, aku benci keadaan ini. Menjebak. Salah langkah, hancur semua.
Bangkit dari kejatuhan bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
Entah apa permainan yang sedang diputar, bagaimana memainkannya saja aku tidak mengerti.
Dipermainkan layaknya sebuah boneka. Miris. Hahahaha