Pages

Sunday, September 25, 2011

Komentar B)

Hai, kemaren tu aku dapetin buku yang kuincer sejak tanggal 3. Yaaa, masih mulus berbungkus plastik di jejeran novel-novel yang lain.
Buku karangan Windhy Puspitadewi, Morning Light.
Suka aja gitu pas baca sinopsisnya.
"Aku seperti bunga matahari yang selalu mengejar sinar matahari, hanya pada dia: matahariku.
Aku mengagumi kedalaman pikirannya, caranya memandang hidup—malah, aku mati-matian ingin seperti dirinya.
Aku begitu terpesona hingga tanpa sadar hanya mengejar bayang-bayang. Aku menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendongak sampai lupa kemampuan diriku sendiri.
Aku bahkan mengabaikan suara lirih di dasar hatiku. Aku buta dan tuli. Dan di suatu titik akhirnya tersungkur. Saat itulah aku mulai bertanya-tanya: Apakah dengan menjadi seperti dia, aku pun akan dicintai?"

Saya merasa tertampar pada beberapa kalimat yang tertulis di dalamnya. Tersindir. Hahahaha gapenting yakan? Aku bolak-balik halamannya, dan sadar, aku suka tokoh Julian-nya. Gatau kenapa.  Saya mengagumi sosok Julian di sini. Bagaimana dia memperlakukan Agnes. He treats her right. Beruntung kali kalo emang si Julian ini beneran ada. Terus, aku iri sama pertemanan Julian, Agnes, Devon sama Sophie. Mereka tau waktu salah satu dari mereka berempat menyembunyikan sesuatu. Kayak pembaca pikiran gitu. Asik kali ya kalo bener-bener ada yang kayak gitu. Hahahahaha ngimpiiiii.
Gasalah juga nyari buku ini kemaren kemaren....

Ah auk aaah cuma komentar aja kok.
Julian ♥

Cerita September

September. September ini aku ulang taun. Tapi gadak seneng-senengnya. Gadak yang beda. Sama kayak taun-taun sebelumnya. Datar. Gadak yang spesial. Ah, masih sukur uda dikasih umur yekan hahahaha.
Sekarang udah tanggal 25, ntar lagi abis. Trus ganti bulan sepuluh. Terus ganti taun.
Keliatan singkat memang. Coba pas dijalanin. Tapi, tergantung kondisi juga.
Pas lagi seneng, tu jarum jam acemnya kencang kali begerak. Kalo lagi susah, suntuk, palak, emosi, gondok dkk, isss macam gak niat gerak jam itu kuliat.
Ada yang bilang samaku gini 'But just like wishing for a life without pain, wishing for a life without haters just as impossible.' Betol juga yang dibilangnya. gadak masalah, bukan hidup namanya. hahahaha

Be in harmony, let it flows like it was supposed to.
Yah begitulah hidup, kadang tak sesuai yang dibayangkan

Monday, September 12, 2011

Ada yang bilang bahasa yang saya pakai sekarang ini adalah bahasa orang aneh. Saya jadi berpikir, ada berapa banyak orang di dunia  ini yang bisa memahami bahasa saya? Bahasa aneh. Bukan bahasa yang digunakan oleh orang banyak. Bahasa yang entah siapa yang bisa menangkap kesungguhan di dalamnya, bahasa yang entah siapa yang bisa menangkap perasaan di dalamnya.

Tuesday, September 6, 2011

Dia berjalan dengan santai melewatiku tanpa suara. Entah dia pura-pura tidak melihatku atau dia memang tidak mengetahui kalau itu adalah aku, aku tidak tau dan tidak mau mencari tau. Untuk apalagi aku berurusan dengannya? Untuk menambah cerita dengan air mata yang lainnya? Hohoho tidak terima kasih. Melihatnya dengan keadaan yang SANGAT baik yang jauh berbeda dengan keadaanku setahun yang lalu saja sudah cukup buatku. Dan satu lagi, entah aku merasa takut, malu, senang, kecewa atau marah, aku tidak mau menunjukkan diriku tepat di depannya.
Satu yang aku tau. Dia bukanlah anak laki-laki yang ku kenal dulu. Dia bukanlah orang yang membuatku tertawa bertahun-tahun yang lalu. 4 tahun telah memberikan perubahan dalam dirinya. 4 tahun membentuk jurang curam antara aku dan dia.
Tidak ada lagi pertemanan, tidak ada lagi sapaan. Semua telah berubah.
Pandangan bersahabat, kini berubah menjadi pandangan asing.
Semua candaan dan tawa lepas berubah menjadi kebisuan menyebalkan.
Semua kenangan yang tadinya indah, kini hanya menjadi kepingan buram dari sebuah masa lalu.
Semua mimpi dan bayangan hancur menjadi serpihan yang terpijak waktu.
Dia cuma orang asing. Orang asing. Sosok yang telah mati dan kemudian hidup kembali dalam pikiranku. Dia cuma sosok berdebu yang kutinggalkan jauh di belakang.
Dia hanya masa lalu


oiya, selamat ulang tahun

Monday, September 5, 2011

Pertama kalinya setelah terakhir kali aku melihatnya dua bulan yang lalu. Yah bukan pertemuan yang cukup lama untuk berbincang. Oke, maksudku melihat. Bukan bertemu. Tentu itu sudah berbeda definisinya. Ya, aku melihatnya melintas dengan gaya khasnya itu. Mengendarai motor. Kalau dibilang ugal-ugalan, tidak juga. Standar anak remaja laki-laki. Dia tidak jauh berbeda secara fisik, masih seperti dulu. Matanya yang tajam itu tidak berubah. Baguslah, karena disitu letak biusnya hahaha. Tubuhnya yang tinggi yang membuatku selalu ingin bersembunyi di balik punggungnya itu tidak berubah. Tidak ada perubahan yang menonjol. Tapi, kalau pemikirannya, entahlah, itu urusan dia dengan Tuhan. Aku memang sempat berharap bisa melihatnya, sekali saja, dan yak, Tuhan mendengar doaku, aku juga terus berdoa untuk meyakinkan diriku kalau yang kulihat itu benar-benar dia. Dan aku yakin. Tuhan menunjukkan padaku kalau dia baik-baik saja, dan aku tidak perlu khawatir. Aku hanya perlu bersabar untuk mengetahui keadaanya. Tuhan memberi tauku dengan cara-Nya yang ajaib.