Pages

Friday, June 8, 2012

Kembali!

Hai! It has been a long time since my last post, huh? Hahaha bulan yang berat. Sejujurnya, tidak akan terasa begitu berat kalau tidak di ambil pusing, tapi yah, kalau tidak memusingkan bukan hidup namanya. Kidding.
Banyak yang terjadi dalam kurun waktu kurang-lebih yaaah, sebulan ini. He's here now, with me. Maksudku, benar-benar bersamaku. Mukjizat? Jadikan itu sebagai opsi kedua.

Oke, ada pergelutan antara hati dan otak di sini. Dua unsur kehidupan ini memang jarang ditemui bergerak searah. Entahlah, ada yang bilang memang seperti ini kalau sudah bersama. Yang dulu diharapkan kembali muncul. Tidak, bukan muncul seperti apa yang dibayangkan dulu, hanya sekedar bertukar sapa, hal-hal standar dalam pertemuan 'teman' lama. Teman....benarkah? Baiklah, bukan teman. Kenalan? Tidak seasing itu. Sulit menjelaskannya. Karna memang tidak pernah benar-benar berteman. Penantian dalam jangka waktu yang cukup lama, tidak ada yang lebih menyenangkan selain jawaban dari penantian itu sendiri. Ah, kenapa harus dipusingkan? Sekarang tidak lagi penting teman, orang asing atau bahkan penantian. Toh, sudah kutinggalkan di belakang dan kubiarkan berdebu digerogoti waktu.

Apa masa lalu selalu seperti ini? Apa serpihannya memang selalu menyiksa seperti ini? Apa masa lalu selalu menimbulkan perbandingan? Ketika masa lalu mengacaukan semuanya. Aku sudah bergerak maju, kenapa masih ada yang menahan? Atau, hanya sekedar sugestiku sendiri? Ini akan menjadi perjalan yang mudah kalau kau menegaskan kau di sini. Tidak, aku tidak menuntutmu untuk jadi yang aku inginkan, karena kalau begitu aku tidak mencintai apa yang ada dalam dirimu, aku hanya mencintai apa yang aku mau.

Ada begitu banyak kata-kata yang siap ku lontarkan untukmu, tapi ntah kenapa, kata-kata itu menguap begitu aku melihatmu. Atau mungkin aku hanya tidak ingin terlihat membosankan dengan semua keluhanku dihadapanmu. Semua ini membuatku menyadari satu hal, aku tidak bisa menjadi yang lebih baik, bahkan untuk sekedar mengimbangi pun tidak mampu. Aku merasa, kau mungkin akan terlihat bodoh kalau terus menanggapi ocehan anak kecil. Aku hanya merasa kalau kau mungkin muak menanggapi seorang anak kecil. Ini hanya beberapa dari begitu banyaknya pikiran yang berlalu lalang di kepalaku setiap malam.

Sudah hampir sebulan, tapi pikiran ini tidak bisa diam, melayang-layang entah kemana. Sulit memang menarik sisi positif yang tersirat di setiap peristiwa. Semuanya seolah mencengkram otak layaknya adonan kue dan mengacaukan sistem kinerjanya. Kita sama-sama tau kalau menahan emosi bukanlah hal yang mudah, dan kau tau? Menahan tekanan batin sama sulitnya.

Satu yang kuminta, tegaskanlah kalau kau memang benar-benar di sini.

No comments:

Post a Comment