Pages

Sunday, July 15, 2012

Rute Satu Tahun

Wah, sudah satu tahun ternyata seragam ini melekat di badan. Kalo ngaca udah anak gadis, udah remaja. Udah nggak bisa menye-menye lagi, nggak bisa mengkek kayak anak bayi minta dot susu vanilanya. Menapaki masa-masa sebagai seorang anak SMA kelas 11, jurusan IPA pula. 6 hari belajar efektifnya diisi sama rumus-rumus yang entah ada berapa, yang entah apa namanya. Nantangin masa depan hanya bermodalkan nekat bukan tekad seperti 47 orang lainnya yang duduk di kelas yang sumpeknya ngalah-ngalahin pajak pagi. Waktu ditanya cita-citanya aja rata-rata pada jawab dokter. Jangankan niat, terlintas di kepala buat jadi manusia di balik setelan putih bau obat itu aja nggak pernah. Ini dia yang sulit, cita-cita. Mau jadi apa ke depannya? Masih belum ada gambaran, masih terombang-ambing ngikutin arus, yang besar kemungkinan buat hanyut, sukur-sukur jago renang.

Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa-masa yang kata orang banyak masa yang paling indah seumur hidup, yang paling unforgettable sangking berharganya. Ntah kurang menikmati "masa-masa indah sekali seumur hidup" atau memang belum kerasa, masih merasa asing sama kondisi yang seperti ini. Terkadang teringat masa-masa dulu, waktu masih mengenakan rok biru dengan dua lipatan. Masih belum mengerti tentang menentukan pilihan. Masih cengeng, yah walaupun sampai sekarang. Sedikit menyedihkan kalau mengingat yang dulu. Sekali jatuh, susah buat berdiri. Nggak bisa kesenggol sikit sama kenyataan.

Oh iya, sudah ada simbol yang menempel di lengan kiri seragam putih yang yah sedikit berat. Tidak, bukan berat yang sebenarnya, maksudku harus menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Tapi, who knows?

Kembali ke paragraf awal, menyedihkan memang, bertarung tanpa tameng, senjata dan baju zirah. Belum ada satu minggu menginjakkan kaki di kelas yang sekarang, tapi rasanya mulai ragu. Mulai berpikir sepertinya sudah salah kelas dari awal. Mereka ini orang-orang yang mungkin akan tetap melangkah di sampingku, atau bahkan di depanku sampai 2 tahun ke depan. Bedanya, mereka sudah punya tujuan, sedangkan aku sendiri masih ragu untuk mengambil langkah. Masih sulit untuk menganggap mereka teman, belum terbiasa mungkin. Tapi, memang sepertinya tidak bisa, mereka itu orang "atas".

Oke intinya, tembok saya masih cukup untuk saat ini.

No comments:

Post a Comment