Sudah lebih dari 48 jam salah satu maskapai penerbangan ternama meninggalkan lapangan terbang Polonia, Medan. Tanpa ada pertemuan terakhir yang selalu kita nantikan, yang selalu kita bicarakan, yang selalu kita khayalkan, nyatanya kita tidak pernah benar-benar menciptakan pertemuan terakhir itu. Bagaimana kabarmu? Bagaimana harimu di sana? Bagaimana keadaanmu? Apakah seburuk keadaanku? Iya, aku terus saja memikirkan semua kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi, dan itu bukanlah hal yang baik. Dengan keadaan yang seperti ini aku merasa setiap kabar yang kudengar tentangmu terasa jauh lebih berharga dibandingkan yang sebelumnya. Apakah kau merasa demikian? Aku ingin tau bagaimana perasaanmu, bagaimana keadaanmu yang sebenarnya, seperti apa kegiatan yang menyita waktumu, aku ingin mengetahui semua yang kau lakukan tanpa harus kau jelaskan. Konyol? Ya, aku tau, bukankah seperti biasanya?
Bagaimana kalau aku merindukan kehadiranmu? Bagaimana kalau aku ingin melihat wajahmu secara langsung, mendengar suara yang keluar dari mulutmu dan tertangkap oleh telingaku sendiri tanpa ada perantara yang selalu terputus setelah sepersekian menit? Bagaimana kalau aku ingin melihatmu tertawa dengan mata kepalaku sendiri? Bagaimana kalau aku ingin kau disini? Tidak usah kau pikirkan jawabannya.
Just let me be one of your reasons to come back here. Let me be one of people you miss the most. Let me know you're missing me a lot.
Tunjukan pada mereka kalau kita memang bisa bertahan. Bukan bertahan semampunya, bukan bertahan yang seperti itu. Tapi, benar-benar bertahan karna kau akan segera pulang dan kita akan kembali seperti dulu atau aku yang akan menyusulmu. Hari-hari dalam bulan selanjutnya akan terasa sangat lama kalau aku menunggu ponsel ini berbunyi. Berbeda dengan hari sebelum kau meninggalkan kota yang menjadi rumahmu ini. Aku masih ingat bagaimana aku mendapati waktu terasa berjalan sangat cepat dan sadar bahwa kau akan segera pergi. Bahkan sekarang, ponsel ini terasa memuakkan.
No comments:
Post a Comment