Pages

Friday, August 16, 2013

Hidayah dari Jawa

Assalamualaikum, Dunia!!!

It's a very very very late post. Tapi, gakpapa deh, sudah terlalu banyak yang ingin saya ceritakan, sangking banyaknya saya sampe lupa apa yang mau saya tulis.

Jadi, selama 1,5 bulan merantau di Jawa, saya mendapatkan banyak pengalaman berharga serta hidayah yang menyadarkan saya. (Duh, bahasanya apa banget). Semakin lama saya di Jawa semakin besar pula rasa sayang saya terhadap kedua orangtua dan kakak-kakak saya. Sulit membayangkan bagaimana hidup sendirian tanpa mereka.

Saya berkelana ke Solo, Banjarnegara, dan mengelilingi Jogja. Saya melihat keluarga pihak Eyang dari Mama, bagaimana mereka terlihat sangat tua. Ada yang tinggal sendiri, ada yang dengan anak dan cucu. Saya kemudian berpikir bagaimana masa tua saya nanti. Apakah saya akan sendirian? Atau dengan anak cucu? Apakah saya akan tua sebagai orang yang sukses dan dikenang dengan baik, atau malah sebaliknya?
Tak hanya tentang masa tua, saya juga mendapat petunjuk kalau bisa dikatakan begitu. Tentang apa yang harus menjadi tujuan saya. Kemana saya harus melangkah merangkai masa depan. Semua menjadi sangat berharga saat saya di Jawa.

Ada satu hal yang sangat saya sukai tentang Jogja, yang tidak saya temui di daerah lain. Langitnya membiru tanpa batas, membuat saya bisa menggantung mimpi saya dengan elok di sana. Hati saya telah terpaut di tanah Jogja, seperti ada tangan tak kasat mata yang menahan langkah saya untuk pergi menjauh. Saya suka suasananya. Ada harapan dalam setiap hembusan anginnya. Menyenangkan bisa bermimpi bisa mengejar cita-cita disana. Selain langitnya, jalanan Jogja tampak teduh dan bersih, saya kemudian berpikir kenapa kota tempat saya tumbuh tidak bisa seperti ini? Nampaknya sebuah kota tidak bisa menunggu orang lain untuk bisa sadar dengan sendirinya. Didikan orang tua dan kebiasan di rumah adalah faktor yang paling besar untuk membentuk sebuah "sistem", karena umumnya, anak itu akan meniru apa yang dilakukan di lingkungan terdekatnya, siapa lagi kalau bukan keluarga. Dunia akan jauh lebih baik tanpa ada sampah yang berserakan.

Ah, sudahlah, saya lupa apa yang mau saya tulis.
Bunch of love,
Yas.


No comments:

Post a Comment