Assalamualaikum, hai, semua!
Jadi, beberapa minggu yang lalu. Saya dan kelima teman saya sepakat untuk mengisi waktu libur kami yang panjang ini dengan tracking di Pelaruga. Tempat wisata yang tergolong baru ini sudah memasuki wilayah Langkat. Ada banyak spot jungle track yang bisa dijumpai di sini, antara lain Sungai Abadi dan Teroh-Teroh yang menjadi tujuan kami.
A moment before an adventure |
Kami berangkat dari Medan sekitar pukul 08.00 WIB dengan menggunakan sepeda motor. Tidak, kami tidak konvoi yang merugikan pengguna jalan. Kami hanya enam remaja yang sedang menikmati masa liburan yang nyaris membosankan. Perjalanan yang ditempuh cukup jauh. Kurang lebih membutuhkan waktu 3 jam untuk sampai ke tujuan. Bisa dibayangkan rasanya naik motor selama 3 jam non stop? Kebas bukan main. Tapi, perjalanan 3 jam belum seberapa dengan medan yang akan kami tempuh nantinya.
Sampai di tempat tujuan, kami memakai jasa ranger untuk menuntun kami. Bukan, mereka bukan Power Ranger yang bisa berubah sewaktu-waktu dan berpakaian berwarna mejikuhibiniu, mereka hanya ranger. Nah, jasa yang kami pakai mematok harga Rp35000,-, itu sudah termasuk biaya penyewaan pelampung. Pelampung? Iya, kami memutuskan untuk nganyut saja sekalian dengan selingan tracking. Bagi saya pribadi, medannya jauh lebih sulit daripada ke air terjun Dwi Warna di Sibolangit. Mungkin karena masih tergolong baru dan belum dibuka jalan yang lebih mudah. Namun, beruntung, saat perjalanan pergi kami lebih banyak di air daripada di darat, setidaknya kaki saya bisa bernafas lega. Airnya sendiri cukup sejuk, saya dan lima teman saya sampai seperti orang norak yang tidak pernah berendam di air sangking girangnya merasakan air sungai yang jernih dan segar. Ditambah lagi keadaan sekitar yang masih hijau membuat saya ingin lebih sering berada di tempat seperti ini. Saya merasa hidup.
And here we were, Teroh-Teroh, Langkat, Sumatera Utara |
According to the ranger, welcome to Abadi River |
Yang paling saya suka dan masih membekas di otak saya adalah saat ketika saya melompat dari tebing dengan ketinggian kira-kira 3-4 meter menuju air yang mengalir. Rasanya itu...nyawa saya seperti tertinggal di tempat saya berdiri, dan itu benar-benar menyenangkan! Ah, satu lagi, saat kami berlima keroyokan makan nasi bekal yang normalnya hanya untuk satu orang. Senang rasanya berbagi seperti dulu lagi.
Ini hanyalah satu dari trip yang akan kami lakukan. Saya harap, setelah kuliah nanti, kami akan melanjutkan petualangan kami menapaki anugerah Tuhan untuk mengingat masa-masa sekarang.
Thirteens says cheese! |
“The purpose of life is to live it, to taste experience to the utmost, to reach out eagerly and without fear for newer and richer experience.” ― Eleanor RooseveltWith love,
Yas.
No comments:
Post a Comment